Implementasi Pendidikan Karakter di Lembaga Pendidikan Islam

Ki Hajar Dewantara sebagaimana dikutip Amirulloh Syarbini , membagi lingkungan pendidikan menjadi tiga yang disebut sebagai tri pusat pendidikan, yaitu sekolah/madrasah, keluarga dan masyarakat.
Implementasi Pendidikan Karakter di Lembaga Pendidikan Islam

Bagi pendidikan karakter keseluruhan lembaga (fisik dan orang-orangnya) haruslah menjadi sumber teladan. Semua pihak yang terlibat di dalam lembaga pendidikan (bahkan pedagang) harus menampilkan diri sebagai teladan pelaksanaan nilai-nilai, juga harus memberikan dorongan bagi seluruh proyek riyadhah.

Secara sadar atau pun tidak, banyak sekali lembaga pendidikan yang mencoba menerapkan pendidikan karakter pada peserta didiknya. Mengapa demikian, karena masih banyak lembaga atau sekolah-sekolah yang lebih menekannkan hasil belajar saja, bukan bagaimana mendidik peserta didiknya menjadi manusia yang berilmau sekaligus mempunyai karakter atau akhlak yang mulia. Pada dasarnya baik lembaga pendidikan umum atau lembaga pendidikan Islam dalam melaksankan pendidikan karakter kurang lebih sama hanya saja yaitu secara khusus terpusat dengan mata pelajaran PKN dan Pendidikan Agama Islam dan secara umum para guru menyisipkan pendidikan karakter pada mata pelajaran lainnya dengan cara waktu penyamapaian materi baik secara langsung ataupun tidak langsung agar membentuk karakter peserta didik.

Jika pada lemabaga pendidikan formal yang tidak berbasiskan Islam seperti sekolah (SD, SMP dan SMA) pendidikan karakternya melalui mata pelajaran PKN dan PAI, dalam lembaga pendidikan Islam (MI, MTs dan MA) menggunakan mata pelajaran PKN dan PAI yang dipecah-pecah lagi kedalam beberapa mata pelajaran seperti akidah & akhlak, al-Quran Hadis, dan sebagainya. Jadi dalam pendidikan Islam ini, pendidikan karakternya lebih dominan barbasiskan Agama.

Madrasah harus menjadikan pendidikan karakter sebagai sebuah tatanan nilai yang berkembang dengan baik di madrasah yang diwujudkan dalam contoh dan seruan nyata yang dipertontonkan oleh tenaga pendidik dan kependidikan di madrasah dalam keseharian kegiatan di madrasah. Contohya, ekstrakurikuler seperti rohis, pramuka dan lain-lain atau pemberian tugas seperti di bulan ramadhan pembagian buku tugas ramadhan untuk meresume pengajian, aktif atau tidaknya shalat taraweh dan sebagainya.


Selanjutnya, pendidikan karakter di pesantren. Telah kita ketahui bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan tertua di negeri ini. Ia telah melahirkan tokoh-tokoh bangsa yang santun, arif dan berkarakter. Cara dalam pesantren menumbuhkan karakter peserta didiknya (santrinya) dengan menekankan pendidikan dan penyempurnaan akhlak. Para santri terus diawasi dan tidak bisa melakukan hal-hal yang menyimpang dalam koridor agama, sehingga para santrinya memiliki akhlak yang baik.

Kegiatan-kegiatan di pesantren yang dapat menumbuhkan karakter yang baik contohnya seperti, penghafalan al-Quran, hadis, kitab-kitab, pelatihan dibidang kesenian seperti, nasyid, rebbana, tilawah dan sebagainya.

Di sisi lain ada juga pendidikan karakter yang dilakukan di masjid-masjid. Masjid sebagai alternative bagi seseorang yang tidak memiliki biaya untuk memasuki sekolah, madrasah ataupun pesantren untuk menumbuhkan karakter yang baik atau akhlak mulia. Banyak dikalangan ulama yang memberikan ilmu dan bimbingan secara cuma-cuma demi tercapainya atau terwujudnya karakter dan akhlak mulia bagi seluruh umat manusia.

Biasanya dalam pelaksanaan  pendidikan karakter di masjid-masjid, menggunakan metode ta’lim, pengajian dan acara-acara peringatan hari-hari besar Islam. selain itu juga, masjid digunakan sebagai tempat Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) yang tidak lain dan tidak bukan tujuanya untuk membentuk karakter perserta didiknya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Implementasi Pendidikan Karakter di Lembaga Pendidikan Islam"

Post a Comment